ANALISIS VEGETASI
Wendra Priatama, A1C411073
Program Studi Pendidikan Biologi
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
Abstrak
Analisis vegetasi merupakan cara
mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi atau
seluruh tumbuhan. Vegetasi sendiri
merupakan hal yang sangat kompleks sehingga pengkajiannya tidak mudah dilakukan.
Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain. Hal ini
dikarenakan faktor lingkungan yang berbeda pula. Untuk menganalisis suatu
vegetasi dibutuhkan data spesies tumbuhan beserta diameter dan tinggi pohon
tumbuhan tersebut. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur
dari suatu tipe vegetasi yang diamati.Praktikum ini dilaksanakan pada hari
senin, 8 Desember 2013, pukul 08.00 WIB. Bertempat di agroforest kompleks
percandian muaro jambi. Percobaan dilakukan dengan membuat petak dengan
ukuran 10 x 10 meter dan petak dibuat berselang selingTumbuhan yang termasuk
dalam analisis ini adalah tumbuhan pohon, perdu dan semak.
Kata kunci:Analisis,vegetasi,
agroforest
I.PENDAHULUAN
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik. Salah satu pembahasan ekologi adalah analisis vegetasi.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan,
biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.
Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga
merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Irwan, 2007:98).
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis
tumbuhan di suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu
daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu
Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari
tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma, perubahan flora (shifting)
sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial)
untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan.
Pada praktikum ini akan dilakukan pengamatan
vegetasi yang hidup di perkebunan agroforestry yang ada disekitar kompleks
percandian muaro jambi. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi
jenis, peranan, penyebaran dan struktur dari vegetasi
II. KAJIAN PUSTAKA
Analisa vegetasi
adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas,
maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita
cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh,
cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan
(Soerianegara, 2005).
Analisis
vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan: 1) Mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan
permudaannya.2) Mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan
bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan
kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak
belukar (Tjitrosoepomo,2002 :77).
Menurut
Syafei (1990:76) dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk
menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat
berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidangbidang pengetahuan
lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
Pengamatan
parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu
ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu
komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah
satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang
ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada
suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling
berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut
sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan
dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Anonim,
2009).
Menurut Syafei (1990),
metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan
untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan
metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan
pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik
(metode tanpa plot).
III.BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali
ini adalah tali rafia untuk pembatas petak atau plot, pasak kayu, meteran, pena
serta hutan yang menjadi tempat analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan
dengan menarik tali sepanjang 100 meter,
kemudian dibuat plot/petak dengan ukuran 10 x 10 meter sebanyak 10 plot. Plot
dibuat secara berselang seling. Setiap kelompok praktikan menangani 1 plot.
Dicatat spesies apa saja yang ditemukan dan dilakukan pengukuran terhadap
keliling dari pohon yang ada didalam tiap plot tersebut. Dikumpulkan data
jumlah dan diameter keliling batang dari spesies yang ditemukan untuk smua
plot.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1Hasil
plot besar (10m x 4m)
NO
|
NAMA
TUMBUHAN
|
JUMLAH
|
1
|
Pohon
Duku(Lansium domesticum)
|
3
|
2
|
Pohon
coklat (Theobroma
cacao)
|
2
|
3
|
Pohon jengkol (Pitchelebium jiringa)
|
1
|
4.1.2Tabel
hasil pengukuran diameter pohon
No
|
Spesies
|
Keliling
(cm)
|
r
(cm)
|
Diameter
(cm)
|
1
|
Pohon duku
I
|
43,3 cm
|
6,89
cm
|
13,79
cm
|
2
|
Pohon duku
II
|
24,8 cm
|
3,94
cm
|
7,89
cm
|
3
|
Pohon duku
II
|
18,46 cm
|
2,94
cm
|
5,88
cm
|
4
|
Pohon
coklat I
|
10,18 cm
|
1,62
cm
|
3,24
cm
|
5
|
Pohon
coklat II
|
12,1 cm
|
1,92
cm
|
3,85
cm
|
6
|
Pohon
Jengkol
|
8,9 cm
|
1,41
cm
|
2,83
cm
|
4.1.3
Hasil plot kecil (1 x 4m)
NO
|
NAMA
TUMBUHAN
|
JUMLAH
|
1
|
Sereh(Cymbopogon
citratus)
|
3
|
2
|
Paku kawat (Lygodium scandens)
|
2
|
3
|
Rumput jerungkung
|
1
|
4
|
Rumput satunggit
|
4
|
5
|
Rumput sambau
|
3
|
6
|
Rumput
teki (Cyperus rotundus)
|
3
|
1.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum analisis vegetasi ini telah dilakukan pengamatan vegetasi
yang ada
di perkebunan agroforest di sekitar kompleks percandian muaro jambi.
Pengamatan ini dilakukan dengan metode plot kuadran. Menurut (Rohman,
2001) metode plot kuadrat adalah entuk
pengambilan sampel berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas
area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau
ditentukan dahulu luas minimumnya.
Plot yang digunakan dengan dua macam ukuran yakni plot
besar dan plot kecil. Plot besar berukuran10x10 m dan 1x1. Vegetasi vegetasi
yang diamati pada masing masing plot
berbeda. Untuk plot besar yang diamati hanya vegetasi yang kategori pohon-pohon
dan tiang saja. Sementara untuk plot plot kecil yang diamati hanya kategori
semak dan perdu saja.
Setelah dilakukan analisis Adapaun vegetasi yang
ditemukan bejumlah 9 jenis vegetasi. Adapun yang berhasil didentifikasi hanya 6
jenis saja. Selebihnya tidak dapat teridentifikasi. Jenis jenis ini ditemukan
pada pada plot besar dan plot kecil.
Pada plot besar jenis-jenis vegetasinya ada 3
diantaranya adalah pohon duku(Lansium
domesticum) berjumlah 3
batang, pohon cokelat(Theobroma cacao)
2 batang dan pohon jengkol (Pitchelebium
jiringa)sebanyak 1 batang. Untuk masing masing pohon memiliki diameter yang
berbeda satu sama lain.
Selanjutnya pengamatan plot kecil yang diamati hanya
vegetasi golongan semak dan perdu saja. Hal ini dikarenakan mengingat plotnya
berukuran kecil. Adapun jenis-jenis vegetasi yang ditemukan pada plot ini
adalah 6 jenis diantaranya adalah sereh(Cymbopogon citratus) sebanyak 3 rumpun, paku kawat (Lygodium
scandens)
2 rumpun, rumput jerungkung 1 rumpun, rumput satunggit 4 rumpun serta rumput
sumbau dan rumput teki (Cyperus rotundus)
masing masing 3 rumpun.
Menurut Syafei
(1990), variasi
struktur dan komposisi tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain
oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru
dipengaruhi oleh vertilitas dan ekunditas yang berbeda setiap spesies sehingga
terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies.
Dalam
komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara mereka, mungkin
pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih
kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal (
Kimbal ,1999:91).
V. KESIMPULAN
Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulkan yaitu Analisis
Vegetasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pesatnya penyebaran suatu
spesies pada suatu area pangamatan/penelitian.. adapun jumlah vegetasi yang ditemukan adalah
sebanyak 9 spesies. Dari 9 spesies yang ditemukan 5 diantaranya berhasil di
identifikasi dan sisanya tidak teridentifikas.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan.
2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Bumi Aksara: Jakarta.
Kimball.
1999. Biologi Edisi kelima Jilid II .
Jakarta : Erlangga.
Rohman,
Fatchur.dkk. 2001. Petunjuk Praktikum
Ekologi Tumbuhan. Malang:
JICA.
Soerianegara,
2005. Ekologi Hutan Indonesia. FakultasKehutanan InstitutPertanian Bogor.
Syafei.
1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan.
Bandung: ITB.
Tjitrosoepomo.
2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar